Refleksi diri..

Tuhan tidak menjanjikan hari-hari tanpa sakit Tertawa tanpa kesedihan Matahari tanpa hujan Tetapi dia menjanjikan kekuatan untuk hari itu Kebahagian untuk air mata Dan terang dalam perjalanan. Selamat pagi... Selamat datang tamu yang mulia Semoga cahaya pagi ini bisa membuka harapan dan optimisme baru.

Dalam suatu riwayat ‘Ali bin Abi Thalib ra. menerangkan, pada suatu hari ada seorang lelaki menghadap Rasulullaah, seraya berkata, “Ya Rasulullaah, sungguh aku telah melakukan perbuatan maksiat. Aku minta kepadamu agar berkenan memohonkan ampunan kepada Allaah.”

Rasulullaah Saw. balik bertanya, “Apakah maksiat yang telah engkau lakukan?”

Si lelaki menjawab. ‘Ya Rasulullaah, aku sangat malu untuk mengatakannya padamu.’

Rasulullaah Saw. kembali bertanya, “Mengapa engkau malu untuk mengatakannya kepadaku tentang maksiat yang engkau lakukan, sementara engkau tidak merasa malu kepada Allaah ketika melakukannya. Padahal Allaah Maha Mengetahui atas segala sesuatu?”

Mendengan sindiran Rosulullaah lalu lelaki itu keluar dan pergi. Dia menangis. Hatinya diliputi perasaan sedih, putus asa dan tidak ada tempat bergantung lagi untuk menyelesaikan masalah. Tiba-tiba malaikat Jibril datang kepada Rasulullaah, seraya berkata, “Hai Muhammad, mengapa engkau membuat seseorang yang berdosa berputus asa. Padahal dia memiliki amal yang dapat menghapus dosa, sekalipun maksiat yang dilakukannya sangat berat.”

Rasulullaah Saw. kemudian bertanya kepada malaikat Jibril, “Hai Jibril, seperti apakah amal yang dapat menghapus dosa?”

Jibril menjawab, “Dia memiliki anak yang masih kecil. Setiap kali dia pulang ke rumah, langsung menemui anaknya dan memberikan sesuatu kepadanya, hingga anak itu merasa gembira. Yang demikian itu adalah penebus dosa yang mahal harganya.”

Membahagiakan anak adalah tabir neraka, dan menjadi tebusan dosa. karena itu perhatian terhadap keluarga harus selalu kita utamakan. Bila tidak, boleh jadi keluarga kita akan menjadi sumber fitnah.

Dan dalam Al-Qur’an Surah al-Anfal ayat 28, Allaah Swt. telah berfirman yang artinya:

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Oleh karena itu kemudian Rosulullaah Saw. berpesan:

“Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rizki.” [HR. Ath-Thahawi]

“Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturahiim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rizkinya, ditambah umurnya, dan Allaah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikan-Nya.” [HR. ar-Robii]

Semua amal anak Adam dapat dicampuri hawa nafsu kecuali Shaum (puasa). Maka sesunguhnya shaum itu untuk-KU dan AKU (Allah SWT) sendiri yang akan membalas (H.R Bukhari Muslim).

Pernahkah kamu melihat seekor ulat bulu? Bagi kebanyakan orang ulat bulu memang menjijikkan bahkan menakutkan. Tapi tahukah kamu kalau masa hidup seekor ulat bulu ini ternyata tidak lama. Pada saat nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masuk ke dalam kepompong selama beberapa hari. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud yang lain: ia menjelma menjadi seekor kupu – kupu yang sangat indah. Jika sudah berbentuk demikian, siapa yang tidak menyukai kupu – kupu dengan sayap yang beraneka hiasan insah alami? Semua proses itu memperlihatkan ke-MahaBesaran Allah. Menandakan betapa teramat mudah bagi Allah Azza wa Jalla untuk mengubah sesuatu dari hal yang menjijikkan buruk dan tidak disukai menjadi sesuatu yang indah dan dapat membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah di atur dan aturan pun ditentukan oleh Allah baik dalam bentuk aturan atau hukum alam maupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakni Al-Qur’an dan Al-HAdits.

Jika proses metamorfosa ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah dan momen yang tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam “Kepompong” Ramadhan lalu segala aktifitas kita cocok dengan “metamorfosa” dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan; yakni manusia yang berderajat muttaqin yang memiliki akhlaq yang indah dan mempesona. Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah SWT berfirman : “Dan adapun orang – orang yang takut kepada kebesaran Tuhan dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tinggalnya.” Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa? karena selama ini pada diri kita terdapat pelatihan lain yang ikut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai oleh Allah. Siapakah pelatih itu? dialah Syaithan laknatullah yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita. Akan tetapi memang itulah tugas syaithan, apalagi seperti halnya hawa nafsu, setanpun memiliki dimensi yang sama dengan hawa nafsu yakni keduanya sama – sama tidak terlihat.

Akan tetapi kita patut bersyukur karena pada bulan suci Ramadhan ini Allah mengikat erat syetan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita. kesempatan seperti ini tidak boleh disia – siakan. Ibadah shaum/puasa kita harus ditingkatkan. Tidak hanya shaum atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja, akan tetapi juga semua anggota badan kita agar mau melaksanakan amalan ibadah yang disukai oleh Allah SWT. Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka ketika syetan dilepas kembali mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-NYA.

Pada bulan Ramadhan ini kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu – tamu dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlaq sebagai tamu-NYA. Salah satu yakni dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka, tetapi juaga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum. Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-NYA sehingga setelah “kepompong” Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang kelluar menjadi seekor kupu – kupu yang teramat indah dan mempesona…aamiin. (Tausiyah Manajemen Qolbu Aa Gym)

“Sekiranya manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang terdapat di Bulan Ramadhan, tentu mereka mengharapkan agar seluruh bulan adalah bulan ramadhan”
(HR. Ibnu Huzaimah)
“Tiada seorang yang shaum sehari saja karena Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejarak tujuh puluh tahun”.
(HR Bukhari - Muslim)
“Barang siapa shaum karena iman dan mengharap pahala, maka diampuniDosanya yang lalu” (HR Bukhari-Muslim)

It's me..!!!

Foto saya
No one's perfect, but every one can be better..!!!

Time






My Slide show

Hijri Calendar Converter






My Music








Thx 4 visiting..!!


By degree portal.


My Messenger







Leave U'r Shout here!!


ShoutMix chat widget


Category

Maps

Find me @ FB

Followers