Flashback 6 bulan yang lalu..
(soalnya baru sempet nulis lg ^_^)


Alhamdulillah, memasuki bulan kedua pernikahan kami tepatnya akhir bulan september 2011, Tuhan memberi kami kado terindah. Awalnya kupikir ini sakit perut biasa atau magh saja, tapi setiap hari perutku selalu terasa nyeri dan kembung seperti magh, namun aneh karena rasa sakitny melebihi magh. Karena khawatir akhirnya aku mengikuti saran suamiku untuk memeriksakannya ke dokter. Tak kusangka dokter memberi kami kabar yang sangat menggembirakan namun jg meragukan
"hasilnya sepertiny positif namun masih meragukan karena garis petunjuk kehamilan di tespacknya tidak sepenuhnya merah, masih ada warna hijaunya, mungkin karena usia kehamilan masih dini sekitar 2 minggu-an" begitulah kata dokter yang menciutkan perasaan gembira kami seketika.
"coba di cek 2 minggu lagi, insyaallah sudah bisa dipastikan" kata dokter dengan tiba-tiba, mungkin supaya kami tidak terlalu kecewa


Sekalipun kabar itu masih meragukan, entah kenapa aku sangat yakin kalo aku sedang hamil sampai-sampai aku tak sabar menantikan kabar itu hingga 2 minggu ke depan. Ya mungkin itulah perasaan seorang ibu, ups maksudnya calon ibu hihi. namun sepertinya keyakinanku semakin hari semakin beralasan, seminggu setelah pemeriksaan aku mengalami sindrom morning sickness, itu loh sindrom yang sering dialami ibu-ibu hamil di awal kehamilan hingga 3 bahkan bisa sampai bulan ke-6 kehamilan. Aku sering mual setiap pagi, sekalipun sudah diisi makanan, tetap saja rasa mualnya tidak hilang bahkan sampai seharian. Selain itu masa haid ku juga sudah lewat.
Dua minggu berlalu, walaupun kami sudah sangat yakin kalo aku sedang mengandung tetap saja kami ingin memastikannya secara medis, dan alhamdulillah dokter pun menyatakan aku positif hamil, sudah masuk minggu ke-4. akhirnya kami pun bisa dengan pasti memberikan kabar gembira pada keluarga kami yang menyambut beritanya ini dengan gembira.


Memasuki bulan kedua kehamilan, rasa mual yang kurasakan semakin bertambah parah, tidak hanya mual bahkan perutku sudah mulai ingin mengeluarkan makananny lagi lewat mulutku, dan sepertinya aku harus membiasakan diri dengan kebiasaan baruku di pagi hari ini. sayangnya hal itu tidak hanya terjadi dipagi hari tapi juga sepanjang hari, di minggu ke-5 s/d minggu ke-6 hal itu bisa terjadi sebanyak 3kali sehari dan itu rutin setiap harinya. Yang aku tidak menyangka suamiku juga jadi sering ikut-ikutan sakit padahal sebelumnya dia jarang sekali sakit. aneh, ko tiba-tiba sakit-sakitan juga sih pikirku.
"mas pernah berdoa, supaya sakitnya dipindahkan ke mas saja, jadi ade ma dedenya ga skit-sakitan terus" begitulah jawaban suamiku ketika aku menanyakan kondisinya yang tiba-tiba sering sakit-sakitan, jawabannya sungguh membuatku terharu namun juga kesal kenapa dia harus ikut-ikutan sakit, entahlah aku bingung dengan sikapnya tapi sekaligus senang dan terharu karena suamiku sangat memikirkan kondisiku dan bayi kami. 


Sejak aku mengenalnya dia memang bukan tipe cowok romantis yang bisa memberi bunga atau cincin sebagai kejutan, tapi dia adalah pria yang paling perhatian yang pernah kukenal dan pastinya yang paling mencintaiku ^_^.  sekalipun sejak memasuki masa kehamilan ini aku yang dari awal sudah sangat sensitif orangnya bertambah menjadi super sensitif, sering marah karena masalah kecil, dan karena memang disisiku hanya ada dia seorang otomatis dialah yang menjadi korban emosi ku yang ga jelas, kalau ingat itu aku jadi sangat-sangat merasa bersalah padanya dan juga kasihan padahal dia sudah sangat baik padaku. Tapi untunglah dia orang yang sangat baik sekalipun terkadang kurang pengertian dengan kondisiku yg jadi super sensitif, namun dia selalu memaafkan dan selalu menjadi suami yang senantiasa ada ketika aku membutuhkannya walaupun dia sedang dalam keadaan marah. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung karena mempunyai dia disisiku. 


Terima kasih ya Rabb karena Engkau masih sangat menyayangiku sekalipun telah banyak aku melanggar laranganMu, namun Engkau masih tetap menyayangiku dengan memberikan suami seperti dia yang sangat perhatian dan sangat-sangat mencintaiku, dan sebentar lagi Engkau menganugerahkan aku seorang bayi yang sangat kami nantikan sejak pernikahan kami. Sungguh tak terkira rasa syukurku padaMu..